Karya Edris Ernawan, April 2012
KataKau
Kelu kaku tulang punggungku
karena ku tak pernah khusyuk padamu
: Coba kauluruskan punggung dalam rukukmu
lalu rasakan tarikan urat nadimu
Aku mengurutmu dalam rukukmu
Lalu rasakan aliran darah dalam sujudmu
Akan kusuplay kebutuhan oksigen di kepalamu
hingga bening jernih pikirmu
KataKau
Bau anyir dari mulutku
bukan karena tak pas pasta sikat gigiku
: Slilit bangkai saudaramu
mengundang sejuta kuman busuk menusuk
membuncah aroma bangkai seribu satu
menggumpal jenuh di ronga mulutmu
KataKau
Resah, gelisah dalam jiwaku
bukan karena kemiskinan yang mengintai dan melumat lebur harta bendamku
: Tapi kaku tanganmu mengelus kepala
dan berbagi dengan mereka
yang menelan ludah melihat hidangan di meja makanmu bersama keluarga dan teman kerjamu
KataKau
: Terserah kalau begitu