Jenis naskah*: Cerpen
Nama Asli*: rahadian bayu aldi
Nama Samaran: bayu
Email*:
qzruhbayu59@yahoo.com
Nomor Kontak Hp/ Telp.*: 085726771157
Silakan tulis naskah Anda di sini*: Sang pencopet
karya bayu
aaaaaaaaaaaaa, teriak sianak manusia yang hidup terlantar dipinggiran kali
kota Jakarta saat bangun dari tidurnya.
Namanya doni, seorang anak yang malas dan tidak pernah menurut pada orang
tuanya. Dan ia mempunyai seorang adik perempuan bernama lita umurnya baru 3
tahun.
Suatu pagi ia jalan-jalan kepasar untuk mencari hiburan dengan membawa uang
2 ribu, "apa
Kah cukup uang ini untuk memuaskan rasa jenuhku dirumah?", Tanyanya dalam
hati, saat ia sampai disebuah depan penjual obat yang dikrumuni banyak orang
ia melihat seorang pencopet yang beraksi, ia lihat sang pencopet itu dengan
leluasanya merampas dompet seorang bapak, lalu doni berbicara dalam hati,
aha, "kenapa aku tak mencopet saja, itung-itung buat biaya makan dan beli
keperluan dirumah".
Siangnya doni benar-benar mengikuti kata hatinya itu, ia melihat ada
kakek-kakek yang kebingungan didepan toko yang lumayan sepi, doni
menghampirinya dan bertanya, "kenapa kek, kok kelihatannya kebingungan
gitu?", "iya nak, saya memang lagi bingung, karna lupa jalan ke parkiran
pasar" jawab sang kakek, "jalan depan ini kakek lurus saja sampai
kepenjual sepatu lalu kekiri kek" doni memberi tahu jalannya sambil
memegangi bagian saku belangan sang kakek, dengan diam-diam ia melancarkan
aksinya ke kakek-kakek tua yang kebingungan tadi.
Dengan prasaan hati yang amat-amat senang karna aksinya bejalan lancer, ia
lari kearah teman-temannya yang selalu mangkal dipojok pasar tersebut,
"heh , ayo ketukang bakso, aku lagi banyak uang ni" kata doni sambil
menggosok-gosok sakunya, "weh, dari mana kau dapat uang sebanyak itu
don" Tanya amir salah satu temannya, doni menjawab dengan expresi yang
cukup cuex,"ah, sudahlah, tak usah kau banyak cingcong, mau gak aku
traktir semua?" . teman-temanya pun hanya bisa tersenyum dan merasa
beruntung karna akan ditraktir, tanpa ada rasa curiga yang berlebihan
terhadap doni.
Ditempat penjual bakso, ia spontan kaget saat melihat kakek-kakek yang ia
copet tadi duduk dan dengan rasa kebingungan kakek itu memesan bakso,"mas
beli bakso 1 porsi tanpa sawi".
Doni hanya duduk dibelakangnya, tapi ia berusaha membelakangi sang kakek
agar tidak melihat wajahnya, "dasar orang tua bego, jelas-jelas dompetnya
aja aku ambil, bisa-bisanya pesan bakso" dalam hati doni berkata.
Dengan rasa aneh, amir bertanya "kamu kenapa don, kok jadi aneh gitu"
doni menjawab "aduh perutku tiba-tiba sakit ni, pulang yuk, sana yang
bayar kamu" dengan menyodorkan uang 50 ribu doni berkata seperti itu.
Saat teman doni sedang membayar , bersamaan dengan sang kakek yang tiba-tiba
sadar dompetnya telah hilang diambil seorang pemuda yang memberitahu jalan
yang tidak jelas kepadanya ialah doni. Tukang bakso pun bertanya kepada sang
kakek,"ada apa kek?" "saya baru aja dicopet mas" jawab kakek itu,
tukang bakso pun berkata dengan rendah hatinya "udah kek, baksonya
dihabisin gak papa, kalau emang kaya gitu, baksonya gratis buat kakek".
"semoga pemuda itu mendapat pelajaran yang setimpal agar tidak mengulangi
perbuatan tidak terpujinya" sang kakek berkata.
Doni dengan koran yang menutupi mukanya lambat laun meninggalkan
teman-temannya dan tempat penjual bakso itu karna tidak ingin ketahuan.
Diperjalanan pulang doni begitu panik sehingga tidak bisa focus dalam
menyebrang jalan, sehingga hampir saja ada mobil Honda jazz yang
menabraknya.
Ketika doni sampai dirumah, ibunya marah karna seharian doni tidak pulang,
doni langsung ambil handuk dan menuju kekamar mandi, tiba-tiba, brukkk, doni
terpeleset dikamar mandi, "ah, mimpi apa aku semalam" lontar kata dari
mulutnya. Kakinya pun terkilir gara-gara jatuh itu.
Sorenya, dengan pincang tapi tetap modal nekat, setelah mandi doni berniat
untuk mencopet lagi dijembatan sepi tidak jauh dari rumahnya. Kali ini ia
menggunakan penutup muka dari kain untuk penyamarannya. Target pertama
seorang ibu yang menyebrang jembatan sendirian mengiringi suasanan yang
mulai sepi karna sore tlah mulai habis dimakan malam, doni berjalan agak
cepat dari belakang dan langsung menyerobot tas ibu itu, tapi dengan pincang
doni berlari dan dengan rasa panic karna ibu itu berteriak sangat kencang,
doni tak menyadari ada motor dari arah sebrang setelah jembatan itu.
Guuuubrakkkk, doni pun tertabrak dan masih ada tanbahan dipukili massa.
"ah, mimpi apa aku semalam" kata doni bila terjadi hal yang tidak ia
inginkan.
Warga sekitar masih berbaik hati karna telah melarikannya kerumah sakit,
luka parah yang ada di kaki doni membuat kakinya harus diamputasi, agar
lukanya tidak merambat ke bagian atas tubuhnya, dengan berat hati doni pun
menerimannya. 3 bulan kemudian setelah lukanya sembuh, proses hukum dijalani
oleh doni, tok tok tok, "5 bulan penjara" hakim memutuskan.
Dipenjara, doni dibully oleh napi-napi lain.
5 bulan berat tlah dilewati doni, setelah dia diijinkan pulang, ia hanya
berdiam diri dikamarnya, dan ia baru sadar "kenpa setelah kakek yang aku
copet itu berkata seperti itu hidupku menjadi semakin kacau" doni
kebingungan dan mulai ada rasa bersalah dan penyesalan, "sebaiknya aku
mencari pekerjaan dan mencoba menemui kakek itu untuk meminta maaf kepada
dia".
Tiba-tiba teman-teman mangkal doni dipasar datang untuk menemui doni, "eh,
temen-temen, tak kira udah lupa sama aku" kata doni, amir menjawab
"bagaimana gue bisa lupa sama loe sih don, loe kan temen baik gue",
"iya bener banget tuh" kata serentak yang diucap oleh teman-temannya.
Tak disangka doni yang orangnya keras dan kelihatan sadis bisa meneteskan
air mata setelah temannya berkata seperti itu, kemudian sambil menangis doni
merangkul tubuh amir sambil berkata, "maafkan gue mir", "maaf kenapa
don" jawab amir, doni melepas rangkulannya dan menjelaskan"dulu pas aku
nraktir kalian, itu uang hasil aku nyopet kakek yang kebingungan diwarung
bakso itu". "hah? Gila loe don" kata amir, doni menyesal dan berusaha
meyakinkan teman-temannya kalau dia tidak akan mengulanginya lagi.
Keheningan terjadi setelah doni menjelaskan rasa penyesalannya. Tiba-tiba
doni meminta temannya untuk mencarikan pekerjaan untuk dia apa saja dia mau
agar bisa mengembalikan uang yang dia copet dari kakek tua itu.
Akhirnya doni mendapat pekerjaan, yaitu tukang cuci piring disebuah warung
bakso, langganan doni dulu sebelum masuk sel penjara, sehari doni diupah 15
ribu, sesambi ia bekerja, ia berusaha mencari kakek yang menjadi korban
kekhilafannya. Ia baru ingat kalau bapak penjual bakso itu yang tak lain
yang mempunyai tempat ia bekerja,pernah berbicara dengan kakek itu. "pak,
bapak masih inget kakek tua yang pernah beli bakso disini tapi tidak
membayar gara-gara dompetnya hilang" Tanya doni. "iya saya masih ingat,
la memang ad apa? Itukan kejadian hampir 1 tahun dulu" jawab sibapak. Doni
kembali bertanya "kakek itu namanya siapa dan alamatnya mana ya pak",
"kakek anwar, kampong baru, pinggir waduk rio rio" jawab bapak.
Setelah hampir 1 bulan , doni ditemani oleh amir yang setia mendorong kursi
roda doni mencoba kerumah kakek tua itu, tapi doni hanya bisa bertemu anak
dari kakek tersebut, "kakek anwar sudah dipanggil Yang Kuasa sehabis
dipasar membeli perlengkapan rumah tangga, kakek tertabrak mobil saat
menyebrang jalan akan mengambil sepedanya" anak itu menjelaskan kepada
doni. Dengan rasa bersalah doni menyerahkan amplop berisikan uang. Dan doni
pun berpamitan pulang.
Diperjalanan ia melihat dengan jelas kakek yang ia copet itu dibawah pohon
depan rumah kakek tua yang sudah meninggal. "apa yang tlah aku lakukan,
aku sudah banyak berbuat salah didunia ini" doni terus saja memikirkan
bayangan wajah sang kakek dan semua kesalahannya tak terkecuali kata-kata
sang kakek saat diwarung bakso. Didepan rumahnya amir berpamitan pulang.
Semua pemikirannya terbawa sampai ia tertidur pulas sore hari dikaki
bundarnya, ia terbangunkan oleh suara adzan. Ia menangis, dan meminta adik
perempuaannya untuk mendorongnya pergi shalat jamaah dimasjid, ia berdoa
agar semua dosannya dapat dimaafkan oleh allah SWT, semenjak itu doni
menjadi seorang pendiam dan mau berusaha dengan cara yang baik untuk
kehidupannya.
Visitor IP: 111.68.26.218
Powered by EmailMeForm
http://www.emailmeform.com/