oleh Lia Elvira
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di
banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di
Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci
diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua
famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae
(termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal
dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mula mengenali kelinci saat masa
kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci sumatera (
Nesolagus netscheri ) yang baru ditemukan pada tahun 1972.
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak
2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan
percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena
kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu
hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan
populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan
sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci,
Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
Jenis
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas.
Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah
terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek
dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna
kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora,
Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain.
Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora
dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil
persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus
negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci
jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat.
Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan
ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan
Kelinci sumatera, merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia.
Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya
mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. Yang termasuk dalam
kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek
dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna
kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora,
Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain.
Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora
dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil
persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.