Oleh Rabindranat Tagore
terserak kelopak mawar berbaur darah di tubuh
bergelimang airmata
terlalu tajam duri cintamu hinga menusuk
mati jiwaku
bahkan belatih saja tiada membunuhku
bahkan pedang saja tiada memenggalku
kenapa sekejam ini mencintaimu
kenapa seduka ini berharap asmara padamu
aku berkobar dibola matamu
aku lebur di senyuman bibirmu
namun kau hanya puas menghancurkanku saja
kau puas membinasakanku saja.
(okt2011)